Jumat, 18 Juli 2014

Asih, Asah dan Asuh Dalam Lika-Liku Kaderisasi

Kaderisasi? Apaan tuh? Sama nggak sih dengan MOS/Ospek/Osjur?

Sepintas itu adalah hal yang terpikirkan oleh kebanyakkan orang jika mendengar kata “kaderisasi”. Sebenarnya apa sih definisi kaderisasi?

Berdasarkan KBBI kaderisasi adalah proses mendidik/mengajari seseorang/sekelompok orang untuk menjadi kader yang baik/ideal. Lalu definisi kader itu apa? Jujur, saya tidak mau berpanjang lebar membahas definisi tersebut secara “tekstual” di sini. Jadi, silahkan teman-teman pembaca mencari sendiri definisinya di KBBI.

Setiap orang punya pemahamannya masing-masing mengenai definisi “kaderisasi”, seperti halnya yang telah dituliskan oleh teman saya Zulva Fachrina, ya, kaderisasi itu ialah satu kata yang sarat akan makna.

Saya kutip sebagian catatan dari teman saya tersebut:
"Kaderisasi itu adalah proses pembelajaran. Kaderisasi adalah tempat berbagi. Kaderisasi mungkin bisa jadi ajang perpeloncoan. Kaderisasi bisa menjadi tempat untuk mencari teman baru. Kaderisasi adalah kegiatan yang menghabiskan banyak waktu. Kaderisasi adalah ajang pengembangan diri. Kaderisasi adalah kegiatan yang melelahkan. Kaderisasi itu menyenangkan. Kaderisasi adalah wadah untuk berkarya dan mengekspresikan diri. Kaderisasi itu seumur hidup bukan “eventual” saja. Begitu banyak pengertian dari kaderisasi. Satu kata, namun memiliki banyak makna. Kaderisasi bisa menjadi sesuatu yang positif, namun juga bisa jadi negatif, tergantung dari tujuan, niat dan pelaksanaannya. Ya itulah kaderisasi, satu kata sarat makna".

MOS/Ospek/Osjur adalah salah satu bentuk dari kaderisasi, tapi kaderisasi sendiri tidak hanya berhenti di situ, ia memiliki impact yang sangat besar, ruang lingkupnya amat luas, keberlangsungannya tidak hanya sesaat melainkan seumur hidup, dan keberadaannya menurut saya pribadi sangat dibutuhkan, terlepas dari “isu negative yang beredar tentang dirinya”.

Saya yakin banyak yang telah mengalami proses kaderisasi entah dengan metode seperti apa. Saya pribadi mengalami kaderisasi yang “terstruktur dan massal” sejak SMP, lalu berlanjut di SMA dan masih terus berlanjut sampai saat ini, di bangku kuliah ini (OSKM,OsFak, OsJur, dll), di kampus Gajah tercinta.

Tak perlu saya jelaskan lagi bagaimana bentuk kaderisasi di tingkat menengah (read: SMP, SMA), saya rasa rekan-rekan sudah tahu rata-rata seperti apa. Kebanyakkan “hal itu” terjadi karena tradisi yang turun menurun, bisa jadi ajang balas dendam, atau mungkin ada alasan-alasan lain yang bisa jadi masuk akal bisa jadi tidak.

Tapi mungkin sahabat-sahabat merasakan hal yang berbeda ketika menginjakkan kaki di kampus ini, dimulai dengan penyambutan ketika OSKM ITB 2013. Ya, aku pun merasakannya, kampus dengan penuh agenda kaderisasi ini telah membuka mata dan pikiranku, telah membuka mata dan pikiran kebanyakkan dari kita, bahwa definisi kaderisasi tidak sesempit pikiran (mungkin kebanyakkan/mayoritas) kita saat SMP/SMA dulu.

Kaderisasi itu bukan acara sesaat, dia berlangsung sepanjang hidup, dari mulai kita lahir ke dunia sampai ruh ini diambil kembali oleh Sang Pencipta. Proses menjadi lebih baik, proses belajar dan berbagi ini berlangsung seumur hidup, bukan sehari dua hari, bukan sebulan dua bulan, bukan setahun dua tahun. Selain itu yang harus diingat, kaderisasi sejatinya bukanlah ajang pembodohan dan bukan juga ajang balas dendam (over senioritas). Kaderisasi adalah proses penurunan nilai yang dilakukan oleh pengkader kepada yang dikader dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.

Ada motto yang saya suka, yang menurut saya cocok dengan kaderisasi.  
“Silih asih, asah, dan asuh”.

Seharusnya kaderisasi adalah seperti itu, di sana kita memperbanyak teman, disana kita dengan tulus berbagi kasih sayang dan kebahagiaan, di sana kita terus belajar, terus ditempa untuk menjadi insan yang lebih baik, dan mereka yang lebih seniorlah yang seharusnya mengajarkan itu kepada kami (kita), membimbing kami yang masih junior, tentunya dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.

Tapi rata-rata yang terjadi di lapangan tidak demikian, banyak pengkader (subjek kaderisasi) yang memaksakan agar objek kaderisasinya (orang yang dikader) bisa dengan cepat menerima materi dalam waktu yang relative singkat dengan metode-metode tertentu misalnya agitasi atau semacamnya.
Saya akan lebih dalam membahas mengenai agitasi dan pengkaderan massal. Saya tidak mengatakan agitasi itu metode yang salah/kurang tepat, tetapi itu harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Tidak setiap rangkaian kaderisasi harus diisi dengan agitasi bukan? Saya rasa masih banyak metode lain yang juga cukup relevan untuk bisa diterapkan.

Saya jadi teringat kata-kata seseorang waktu pada suatu kepanitiaan kami sempat mengalami masalah koordinasi dan hal-hal teknis (seperti kurangnya kepedulian/ kesadaran/ kontribusi/ tanggungjawab salah satu atau beberapa panitia). Seseorang yang lebih senior dan cukup saya kagumi, seseorang yang sudah lama merasakan pahit manisnya kehidupan, terutama di kampus ini. Ia berkata “Hati itu hanya bisa disentuh dengan hati”. Jadi saya rasa bisa jadi dengan “pendekatan hati” materi kaderisasi mungkin bisa diterima dengan lebih baik dan lebih cepat.

Anggap saja banyak objek kaderisasi (orang yang dikader) melakukan kesalahan, apakah harus “selalu” evaluasinya dengan metode agitasi? Sekali lagi saya katakan tidak. Saya yakin masih ada cara lain yang lebih efektif, tinggal masalahnya itu kita mau nggak mencoba mencari cara lain yang bahkan jarang atau mungkin belum pernah dicoba sama orang lain.

Terlebih lagi dengan objek kaderisasi (orang yang dikader) yang jumlahnya massal dan waktu pengkaderan yang terbilang singkat. Sering kali (dari yang saya amati) pengkader menganggap setiap individu itu sama saja (ini masih hipotesis saya, belum terbukti kebenarannya). Hal yang sering dipermasalahkan dalam kaderisasi massal ialah mengenai kuorum, baik fisik maupun data, dengan tujuan kita harus tahu keadaan setiap individunya agar rasa kepedeulian dan kekeluargaan kita meningkat. Mereka berkata bahwa orang yang tidak datang pada salah satu rangkaian kaderisasi akan ketinggalan materi, meskipun ada matrikulasi tetap saja hasilnya berbeda, hal itu berdasarkan pendapat sebagian orang sebagaimana berikut: “Proses yang berbeda akan menghasilkan output yang berbeda”.

Namun apakah selalu hal tsb berlaku demikian. Anggaplah kaderisasi ini sebagai proses menjawab soal suatu mata kuliah, sebut saja fisika/kalkulus. Apakah untuk mendapatkan suatu jawaban yang benar terhadap suatu soal tertentu, hanya bisa dilakukan dengan satu cara, hanya bisa dilakukan dengan satu metode? Saya rasa tidak, banyak rumus/asumsi/cara yang bisa dipakai. Ingat pepatah "Banyak jalan menuju roma" dan "Tidak ada rotan akar pun jadi". Saya rasa ini juga merupakan suatu masalah, kebanyakkan dari kita masih terkungkung dalam pikiran kita sendiri, terkekang karena suatu paradigma yang diciptakan sedemikan rupa dan terus menerus diturunkan. Seharusnya kita bisa bebas, berpikirlah out of the box, berpikirlah kritis, analitis dan solutif.

Selain itu coba mari kita cermati lagi, asumsikan pernyataan "proses yang berbeda menghasilkan input yang berbeda" adalah benar mutlak (meskipun sebenarnya belum tentu juga), lalu apakah mereka juga berpikir bahwa setiap input itu berbeda? Lalu mengapa dengan input yang berbeda kita diberikan proses yang sama? Akankah hasilnyasama? Silahkan teman-teman menjawabnya sendiri-sendiri. Saya tidak tahu apakah mereka berpikir setiap input dalam setiap kaderisasi itu sama atau tidak. Tapi satu yang saya yakini bahwa setiap orang yang dikader itu memiliki latar belakang yang berbeda, pengalaman organisasinya berbeda, mindset-nya berbeda, kepribadian pun berbeda-beda,  ada yang bisa dikerasin ada yang tidak, ada yang bisa diagitasi, ada yang tidak, ada yang tahan fisik ada juga yang tidak, dsb.

Jadi menurut saya kaderisasi itu penting dan sangat diperlukan, sebagaimana definisinya yang sarat akan makna dan tidak sebatas eventual saja, melainkan seumur hidup. Hanya saja mungkin ada baiknya jika kita berusaha mencari metode/cara lain yang mungkin bisa lebih efektif untuk kaderisasi, khususnya untuk kaderisasi massal yang terstrukstur dan waktu yang singkat. Dan tentunya jangan lupa esensi dari kaderisasi itu sendiri, untuk saya pribadi kalimat yang paling cocok untuk  mewakili kaderisasi adalah  “Silih Asih, Asah dan Asuh dalam proses memanusiakan manusia”. Itulah opini saya mengenai kaderisasi, bagaimana menurutmu?

Rabu, 02 April 2014

[PRD 2 Tugas 3] Concept Robot - Decision Matrix

Nama: Andhiki Supono
NIM  : 16513266

20140220-151737.jpg
  1. Pergerakan/Perpindahan
    Semua robot tentunya harus dapat mengerjakan setiap tugasnya dengan cepat. Untuk mendukung hal tersebut tentunya sang robot memerlukan alat gerak yang dapat membuatnya bergerak lincah dan tepat guna,sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan hasil diskusi kami, maka robot yang memiliki alat gerak yang sangat baik adalah Evacuation Robot dan Planting Robot.

  2. Sensitivitas Sensor
    Robot yang baik diharapkan dapat mengetahui/mendeteksi keadaan sekitarnya dengan akurat, terutama hal-hal di sekitarnya yang berhubungan dengan fungsi utamanya. Oleh karena itu sensitivitas robot merupakan aspek yang cukup penting dalam pembuatan robot. Dan menurut kami, robot yang bisa dikatakan paling baik sensitivitasnya adalah planting robot, karena ia dapat menanam tumbuhan dengan sendirinya tanpa perlu dikontrol. Dari mulai mendeteksi tanahnya, lingkungannya (bila ada batu/tanaman/benda lain, dia bisa mengambilnya atau mungkin mencari lahan lain), lalu menggali tanahnya, lalu dia jg yang mengambil tumbuhan dan menanamnya. Kemudian di urutan selanjutnya barulah Evacuation Robot dan Hug and Play Robot.

  3. Bentuk dan Desain
    Tentu saja robot yang bagus tidak hanya bisa melakukan perkerjaannya dengan baik, tapi robot yang bagus juga harus mempunyai penampilan yang menarik. Bentuk dan desain robot merupakan salah satu nilai jual. Selain itu bentuk dan desain juga akan berpengaruh terhadap proses pembuatan robot yang bersangkutan. Evacuation robot dan Hug and Play robot mempunyai bentuk dan desain yang sederhana namun memiliki penampilan yang menarik.

  4. Ketahanan
    Ketahanan merupakan salah satu aspek penting dalam pembuatan robot. Biasanya ketahanan-lah yang menentukan ‘masa hidup robot’. Yang dimakasud ketahanan sendiri adalah kemampuan robot untuk bertahan terhadap gangguan luar, terutama secara fisik. Selain itu ketahanan pun berkaitan dengan daya tahan sumber tenaga/sumber energi untuk melakukan fungsi kerjanya, dan tetap mampu melakukan fungsi tersebut meski diulang-ulang. Robot yang memiliki ketahanan paling baik adalah Planting Robot, karena materialnya terbuat dari baja ringan dan lingkungannya yang ditak terlalu ekstrim. Tidak seperti Evacuation Robot yang dibuat dari alumunium dengan lingkungan yang cukup ekstrim (saat terjadi bencana) dan Hug and Play Robot yang dibuat dari besi dan bulu/kulit yang nantinya akan sering dimainkan anak-anak saat di pengungsian.

  5. Material Bahan
    Material bahan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan ketahanan sebuah robot. Lebih dari itu dia juga menentukan kemampuan bergerak robot. Dilihat dari segi ketahanan Planting Robotlah yang memiliki material yang cukup kuat, karena dibuat dari baja, tidak seperti Evacuation Robot dan Hug and Play Robot yang dibuat dari alumunium dan Skin/Fur-Coated Steel. Tetapi dilihat dari segi fungsionalitas dan biaya Evacuation Robot dan Hug and Play Robot-lah yang lebih unggul. Pada akhirnya kami memberi nilai terbesar kepada Hug and Play Robot karena meskipun ketahanannya biasa-biasa saja, tetapi dari segi biaya materialnya terbilang murah dan mudah didapat, secara fungsionalitas baik dan sesuai, ditambah lagi dari segi estetika cukup menarik dan unik.

  6. Sumber Energi
    Sumber energi merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan ‘umur robot’ dan tentunya keberjalanan fungsi robot. Jika sumber energinya kurang biak tentunya robot tidak dapat bekerja maksimal, dan lama-kelamaan bisa rusak. Oleh karena itu kami memilih Planting Robot di urutan pertama karena menggunakan bio energy yang sangat ramah lingkungan karena memanfaatkan beberapa hal seperti kompos, angin, air, minyak jelantah, dsb.

  7. Teknik Pembuatan
    Proses pembuatan robot merupakan salah satu hal yang utama dalam menentukan kesesuaian semua aspek dengan fungsi robot itu sendiri. Semua bagian harus dibuat dengan pas, sesuai dengan fungsinya, di siniliah diperlukan tenik-teknik khusus atau keahlian tertentu. Setelah kami berdiskusi, kami memberikan nilai tertinggi kepada Evacuation Robot dan Hug and Play Robot karena teknik pembuatannya tidak serumit Planting Robot, sehingga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk membuatnya.

[PRD 2 Tugas 2] Konsep Robot Bencana

Kelompok 6 Kelas 07
Andhiki Supono 16513266 || Yusuf Luthfi R. 16513164 || Heri Fauzan 16513144 || Ghazwan Sihamudin M. 16513332 || Muhamad Fikri A. 16513200 || Faiz Anhar W. 16513158 || Nurizka Fitrianingrum 16513224 || Noor Azizah R. 16513128 || Amalia Lupitasari 16513374 || Hanifa Qurratuaini 16513014 || Syifa Andini M. 16513096

Konsep Robot Bencana:
1. EVACUATION ROBOT
2. PLANTING ROBOT
3. HUG & PLAY ROBOT

 

Evacuation Robot

Problem Definition
Akhir-akhir ini, negara kita, Indonesia, dilanda dengan berbagai bencana. Mulai dengan banjir, gempa, kebakaran, hingga gunung meletus. Saat bencana datang, umumnya orang-orang akan panik untuk mencari tempat aman. Oleh karena itu, dibutuhkan robot yang mampu mengatur rute evakuasi yang aman.
Robot ini akan melihat keadaan lokasi bencana baik lewat satelit maupun kamera biasa. Lalu ia akan menyimpulkan tempat mana yang aman. Setelah itu akan dicari jalur mana yang aman dan efektif untuk rute evakuasi para korban. Kemudian robot akan memandu orang-orang di sana melalui visualisasi di monitor dan pengumuman lewat audionya. Nantinya, korban bencana akan berada di posisi belakang robot dalam radius 5 meter.
Konsep yang kami tentukan selanjutnya merupakan konsep robot yang tentunya harus memenuhi kriteria-kriteria berikut:
  • Mudah diangkut
  • Dapat mengeluarkan suara dengan keras
  • Dapat terhubung dengan satelit dengan cepat
  • Monitor dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh (10 meter)
  • Dapat mencari rute dengan tepat
  • Tahan lama
  • Instan (mudah dioperasikan)
  • Biaya pembuatan terjangkau
  • Dapat bekerja di segala cuaca
  • Mempunyai tenaga cadangan
Berikut kami lampirkan beberapa spesifikasi rancangan komponen yang dapat diterapkan

Setelah melalui diskusi maka desain robot yang akhirnya kami pilih adalah sebagai berikut:
Desain 1:
Movement: Baling-baling
Sensor: Suhu
Camera: Front-back
Material: Alumunium
Sumber Tenaga: Sel Surya
Deteksi User: Embedded Chip
Desain 2:
Movement: Tank Wheel
Sensor: Obstacle sensor
Camera: 360 degree camera
Sumber Tenaga: Baterai
Material: Titanium
Deteksi User: Remote
Desain 3:
Movement: Kaki
Sensor: Suara
Camera: 360 degree camera
Sumber Tenaga: Bio Energy
Material: Baja
Deteksi User: Embedded Chip
Desain yang kami pilih adalah Desain 1:
 

Planting Robot

Problem Definition
Dampak dari suatu bencana baik bencana yang disebabkan oleh manusia atau bencana alam itu sendiri mengakibatkan berbagai masalah. Masalah yang timbul mulai dari finansial hingga banyaknya korban yang berjatuhan. Oleh karena itu alangkah baiknya jika kita mencegah faktor-faktor yang dapat berpotensi menimbulkan suatu bencana. Kita dapat memulai pencegahan dengan hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak alam sekitar, tidak melakukan eksploitasi sumber daya alam, dan masih banyak lagi tindakan preventif yang dapat kita lakukan.
Tindakan pencegahan faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan bencana dapat dilakukan oleh robot. Robot pencegahan yang kami konsepkan adalah robot yang mampu menanam bibit-bibit pohon. Dengan menggunakan robot maka pekerjaan kita akan terbantu apalagi jika kita menanam bibit pohon dalam jumlah yang besar.
Ide dasar pembuatan robot penanam pohon ini setidaknya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • Tahan kondisi tropis (untuk Indonesia)
  • Mampu bertahan lama
  • Dapat beroperasi di medan/jalanan yang tidak rata
  • Mempunyai tenaga cadangan
  • Dapat mengangkut sekitar 10kg barang
  • Dapat dioperasikan jarak jauh

Berikut adalah tiga desain yang didapat dari konsep-konsep di atas:
Desain 1 :
Movement : Tank Wheel
Sensor : Material Sensor
Material : Baja Ringan
Sumber Tenaga : Bio Energy
Pengeruk Tanah : Garpu Traktor
Pengambil Tanaman : Pencapit
Desain 2 :
Movement : Roda
Sensor : Thermal Sensor
Material : Graphene
Sumber Tenaga : Solar Cell
Pengeruk Tanah : Sekop
Pengambil Tanaman : Manual
Desain 3 :
Movement : Railway
Sensor : Obstacle Sensor
Material : Besi
Sumber Tenaga : Accumulator
Pengeruk Tanah : Bor
Pengambil Tanaman : Container & Conveyor Belt
 
Hug and Play Robot
Problem Definition
Robot yang dapat membahagiakan para pengungsi dari bencana alam. Terutama untuk anak kecil yang kehilangan orang tuanya, rindu akan hangatnya pelukan

 Robot ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

[PRD 2 Tugas 1] Robot Design



Nama: Andhiki Supono
NIM  : 16513266
 
Rancangan Awal Robot Bencana Alam untuk tugas Pengantar Rekayasa dan Desain Part II – Hands On
Garbage Cleaning Robot
PROBLEM DEFINITION :
     Bencana alam, sebenarnya bukanlah sesuatu yang langsung dimulai dari hal  yang besar, umumnya penyebab bencanana adalah hal-hal kecil yang sering kita tidak pedulikan. Salah satunya adalah problem mengenai sampah. Permasalahan sampah saat  ini sedang menjadi hal yang hangat dibicarakan, terutama di Kota Bandung, apalagi dengan munculnya artikel ‘Bandung The City of Pigs’ di dunia maya. Hal in sontak menjadi sorotan masyarakat, karena isi dari artikel tersebut kurang lebih mengatakan bahwa Bandung adalah Kota yang penuh sampah, padahal dulu Bandung dikenal sebagai ‘Kota Kembang’, ‘Paris van Java’, dan lain sebagainya.. Sebenarnya permasalahan sampah sendiri tidak hanya dialami Kota Bandung saja, melainkan hampir setiap daerah di Indonesia. Dan jika hal ini dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan yang serius, tentunya nanti akan menimbulkan banyak masalah baru, diantaranya seperti kenyamanan dan keasrian lingkungan yang terganggu/berkurang, timbulnya penyakit-penyakit tetrtentu, dan lain-lain. Karena permasalahan sampah adalah sesuatu yang harus segera diselesaikan, maka saya mengangkat topik ini untuk dijadikan dasar atau landasan dalam mebuat robot. Sehinngga, robot yang akan saya ajukan untuk dibuat dalam praktikum mata kuliah PRD 2 ini adalah ‘garbage cleaning robot’.
SPESIFICATION:
(D : Demand = harus ada. // W: Wish = diharapkan ada, aamiin :D)



Kamis, 12 Desember 2013

Kuis Simulasi UAS Pengantar Rekayasa dan Desain I (KU1101)



Nama                  : Andhiki Supono
NIM                     : 16513266
Fakultas/Sekolah : STEI 2013

1)       Apakah rekayasa itu? Apakah desain? Apa persamaan di antara keduanya?

  • Rekayasa adalah rancangan dan analisis kreatif yang memanfaatkan energi, material, gerak, informasi dan teknologi untuk melayani kebutuhan manusia dengan cara yang inovatif.

  • Sedangkan Desain hanya merupakan rancangan, yang digunakan untuk membuat sesuatu hal, tanpa memanfaatkan hal-hal tersebut diatas.

  • Persamaannya adalah keduanya sama-sama merupakan rancangan yang fungsinya adalah untuk membuat sesuatu menjadi lebih berguna dibanding sebelumnya.

  • Perbedaannya adalah desain tidak membutuhkan analisis kreatif  yang inovatif dan tidak memanfaatkan hal-hal tersebut di atas.

2)       Apa saja peran terpenting rekayasa dan desain dalam masyarakat?

  • Rekayasa dan desain memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang paling utama adalah untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat secara sistematis dengan analisis rancangan yang kreatif, inovatif dan memanfaatkan iptek serta seni sehingga mengahsilkan solusi yang tepat guna, efektif, ekonomis dan efisien.

3)       Insinyur adalah sebuah profesi, apa maksudnya?

  • Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan suatu keahlian khusus tertentu. Seperti halnya guru/dosen dan dokter, keduanya disebut profesi karena untuk menjadi seperti itu membutuhkan pelatihan/proses pembelajaran tertentu sehingga orang yang bersangkutan memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh profesi lain. Hal yang sama pun berlaku untuk insinyur. Untuk menjadi seorang insinyur, seseorang harus mengikuti pelatihan dan proses pembelajaran tertentu sesuai dengan bidang keahliannya (insinyur elektro, sipil, lingkungan,dll), kemudian ia harus bisa memanfaatkan pengetahuan yang ia miliki dan hal-hal di sekitarnya untuk menyelesaikan masalah tertentu di masyarakat dengan cara yang inovatif dan kreatif. Sehingga dengan demikian tidak semua orang dapat menjadi insinyur, dan oleh karena itu sangatlah layak jika insinyur disebut sebagai profesi.

4)       Mengapa kode etik menjadi hal yang utama dalam profesi insinyur?

  • Karena dengan adanya kode etik tersebut para insinyur akan memiliki landasan tertentu dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada, sehingga produk yang dihasilkan akan memenuhi standar tertentu dan tidak akan membahayakan/merugikan baik dirinya maupun orang lain. Intinya, adanya kode etik insinyur ini akan membuat para insinyur tahu tindakan terbaik apa yang harus mereka ambil ketika dihapakan pada beberapa pilihan solusi.

5)       Sebutkan secara garis besar langkah-langkah umum bagaimana seorang insinyur memecahkan masalah!

  • Need    : Pertama kita harus mengetahui suatu permasalahan secara mendalam. Kemudian rumuskan hal yang ingin dicapai.

  • Know    : Setelah itu catat apa saja yang diketahui dari permasalahan tersebut.

  • How     : Kemudian cari cara untuk memecahkan masalah tersebut.

  • Solve    : Lalu jalankan cara tersebut dengan data-data yang telah diperoleh sebelumnya.

  • Check   : Melakukan peninjauan ulang dari solusi yang telah dibuat, apakah terdapat kendala atau hal-hal lain, bila hasil sudah memuaskan berarti permasalahan telah terselesaikan.

6)       Mengapa pengetahuan mengenai energy memegang peranan begitu penting dalam rekayasa?

  • Sebab setiap aktivitas di dunia ini membutuhkan energy untuk pemrosesannya, tanpa energy tidak akan ada aktivitas yang berjalan. Apalagi dengan ditambahnya permasalahan energy yang semakin menipis dan penggunaannya yang harus seekonomis, seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu, pengetahuan tentang energy memiliki peranan penting dalam rekayasa (ingat, tujuan dari rekayasa adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia).

7)       Lihat gambar, jelaskan apa maksudnya dalam kaitan dengan konsep rekayasa dan desain!

  • Berdasarkan gambar, proses rekayasa dan desain yang terdapat di dalamnya adalah bertujuan untuk mengubah nilai yang ada di sumber menjadi nilai yang berbeda di penerima (‘berbeda’ dalam arti lebih berguna/bermanfaat). Dengan rekayasa dan desain, kita dapat menambah nilai dan pelayanan, yang dilakukan baik oleh maupun tanpa mesin dengan melalui langkah-langkah tertentu sehingga membuat nilai-nilai yang ada pada sumber berubah menjadi lebih baik di akhir proses rekayasa dan desain.

8)       Tugas rancangan bebas. Rancanglah solusi untuk menimbang berat bumi layaknya seorang insinyur dengan ide yang inovatif dengan disertai asumsi dasar dan sketsa!

  • Sebelum saya menjawabnya, mungkin di sini akan dijelaskan terlebih dahulu definisi dari “berat bumi” sebab berat bumi di sini bisa diartikan sebagai gaya berat bumi (dalam Newton) atau dapat diartikan juga sebagai massa bumi (dalam kg). Saya akan menjawab kedua hal tersebut.

  • Misal yang dimaksud pada soal adalah gaya berat bumi.
Gaya berat dalam fisika didefinisikan sebagai massa sebuah benda dikalikan dengan percepatan gravitasi dimana benda tersebut berada. Benda-benda yang ada di bumi, menggunakan percepatan gravitasi bumi karena arah gaya beratnya selalu mengarah ke pusat bumi. Sedangkan bumi sendiri tidak diketahui kemana arah gaya beratnya. Andaikan arah gaya berat bumi diketahui, kita tidak mengetahui percepatan gravitasi bumi itu relatif terhadap apa. Pada umumnya, gaya berat yang sering ditanyakan dalam fisika adalah gaya berat benda relatif terhadap bumi. Dengan kata lain, jika gaya berat bumi relatif terhadap bumi, maka besarnya sudah pasti adalah 0 Newton, hal itu disebabkan karena bumi relatif diam terhadap dirinya sendiri.


  • Misal yang dimaksud pada soal adalah massa bumi.

Newton menunjukkan bahwa sebuah benda yang berbentuk bola, mempunyai gaya tarik menarik yang dimiliki oleh kedua benda. Kita dapat membuat anggapan bahwa massa dari benda-benda tersebut terkonsentrasi pada titik tengah bola. Berikut adalah rumusnya:

F = ( G x M1 x M2 ) / R2  ……………………..( pers. 1 )

F : Gaya tarik menarik kedua buah benda (N)
G : konstanta, besarnya : 6,67 x 10-11 (m3/s2kg)
M1 : Massa benda pertama (kg)
M2 : Massa benda kedua (kg)
R : Jarak pemisah kedua benda (meter)
 
Salah satu contoh gaya gravitasi yang sering kita temui adalah gaya tarik menarik bumi dengan bulan atau bumi dengan benda2 lain di permukaannya, yang biasanya jatuh ke bumi. Rumusnya :

Gaya Gravitasi / Gaya Berat :
W = m x g    ……………………………… ( pers. 2 )
W : Berat benda (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi ( 9,8 m/s2)

Massa bumi akan kita cari, sebut saja massa bumi adalah M1. Sedangkan M2 dianggap sebagai sebuah benda berbentuk bulat (bola) dengan massa 1 kg. Kita dapat menghitung Gaya-nya dengan menjatuhkan benda 1 kg tersebut pada ketinggian tertentu (tingginya dapat diabaikan). Karena kita mengetahui percepatan graviasi di bumi adalah g=9,8 m/s2 maka dengan persamaan 2 akan didapatkan kalau Gaya diantara keduanya (benda bulat dengan bumi) adalah 9,8 Newton.Jari-jari bumi adalah 6.400.000 meter. Karena F=W, maka berdasarkan persamaan 1 dan 2 kita dapat menghitung besar massa bumi, sehingga didapat bahwa massa bumi (M1) adalah sebesar :   6.000.000.000.000.000.000.000.000 (6 x 1024 ) kilogram.

Sumber: 
Kosky, Philip, at all. 2009. Exploring Engineering 2nd Edition. Academic Press. Canada. 
http://tanyakenapa.net/iptek/berapakah-berat-bumi.html 
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi 
Slide-slide perkuliahan mata kuliah PRD ITB 2013.