Tugas PRD: Proses Engineering yang Bisa Menjawab
Tantangan/Masalah Engineering
Make
Solar Energy Economical
Matahari
adalah sumber energy terbesar di alam semesta. Sudah dipastikan bahwa tidak ada sumber energy lain yang dapat
menandinginya, termasuk sumber energy yang dihasilkan dari teknologi manusia. Hanya sebagian kecil dari daya
keluaran matahari yang
sampai ke Bumi dan
bisa digunakan oleh makhluk hidup. Meskipun hanya sebagian kecil, tetapi ia
telah menyediakan 10.000 kali
energy lebih banyak dan lebih baik dibandingkan semua energi komersial yang digunakan manusia di bumi
saat ini.
Jika kita bisa mengoptimalkan penggunaan energy matahari, tentu bumi ini akan
terasa lebih baik. Mengingat polusi akan berkurang dan kebutuhan energy
terpenuhi.
Energi
matahari sangatlah penting bagi bumi dan tentunya alam semesta. Kontribusi matahari untuk kebutuhan energi makhluk
hidup, khususnya manusia, sangat substansial. Pembangkit listrik tenaga surya sudah
berkembang layaknya industri bernilai
miliaran dolar. Tetapi pengggunaan energi surya dari jumlah total energi dunia masih agak kecil, yakni di bawah 1 persen dari total konsumsi energi dunia.
Sedangkan  pengggunaan energy dari minyak, gas alam, dan batu bara sudah
mencapai lebih dari 85%. Padahal sumber energy tersebut didapat dari sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui, bahkan banyak di antaranya yang sering
menimbulkan polusi. Contohnya
adalah batu bara yang penggunaannya
memperburuk masalah polusi udara dan air, serta memberikan kontribusi lebih substansial
daripada bahan bakar fosil lainnya pada penumpukan karbon dioksida di atmosfer.
Namun, selain
kekurangannya tersebut, sel bahan
bakar pun
memiliki kelebihan lainnya, seperti bisa didistribusikan secara luas dan menghindari kerentanan pembangkit listrik terpusat 
Untuk jangka panjang kita membutuhkan sumber energi yang “renewable, sustainable
and economical”, dan tenaga surya merupakan alternatif menarik
yang menjawab permasalahan kita saat ini. Ketersediaannya jauh melebihi kebutuhan energi masa depan yang
dibayangkan. Tenaga surya bersih lingkungan, tidak menimbulkan polusi
dan tentunya gratis. Gratis di sini dalam arti pengiriman energy dari sumbernya
(matahari) ditransmisikan ke bumi secara cuma-cuma. Namun demikian, memanfaatkan kekuatan matahari bukanlah tanpa tantangan, tentunya memerlukan
inovasi engineering di beberapa aspek. Tantangannya
diantaranya adalah bagaimana cara untuk
menangkap energi matahari secasra efisien , mengubahnya menjadi bentuk yang berguna, dan
menyimpannya untuk digunakan ketika matahari sedang tidak tampak.
Beberapa
hal yang membuat energy surya lebih ekonomis adalah tergantung pada faktor kemurnian bahan pembuat sel surya, serta
ketahanan, kegunaan, efisiensi dan tentunya biaya dari bahan tersebut. 
Sebenarnya
sudah banyak teknologi untuk
mengatasi masalah efisiensi energy matahari. Salah satu yang paling populer adalah produksi langsung arus listrik dari sinar
matahari
yang ditangkap dengan
menggunakan “solar photovoltaic cells”. Tapi sel surya saat ini, paling sering dibuat dari silikon, dan biasanya bisa mengkonversi sinar matahari menjadi listrik dengan efisiensi
hanya 10-20 persen, meskipun beberapa uji sel melakukan sedikit lebih baik. Mempertimbangkan biaya produksi yang ada, biaya untuk membuatnya kira-kira 3 sampai 6 kali lebih tinggi dari harga saat
ini, atau 18-30 sen per kilowatt hour. Untuk membuat solar ekonomi kompetitif,
insinyur harus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi sel dan menurunkan
biaya produksi.
Prospek untuk meningkatkan efisiensi sel surya sangat memungkinkan. Sel standar saat ini secara teoritis memiliki efisiensi maksimum sekitar
31 persen karena sifat elektronik dari bahan silikon. Tetapi
dengan ”new material” yang
diatur dengan cara baru dan ditambah
beberapa sel multilayer,
maka batas efisiensi tersebut dapat dilewati. Bahkan sel eksperimental telah melampaui efisiensi 40 persen .
Ide lain untuk meningkatkan efisiensi melibatkan
perkembangan nanoteknologi, rekayasa struktur pada ukuran
yang sebanding dengan atom dan molekul, diukur
dalam nanometer. Percobaan
terbaru telah melaporkan kemajuan menarik dalam penggunaan nanocrystals terbuat
dari unsur-unsur utama dan selenium . Dalam sel standar, dampak dari partikel
cahaya (foton) yang melepaskan elektron, selain membawa muatan listrik , juga menghasilkan beberapa kelebihan panas yang
berguna. “Lead-selenium nanocrystals” meningkatkan kesempatan melepaskan elektron kedua daripada panas dan
juga meningkatkan arus keluaran listrik
. Percobaan lain menunjukkan fenomena ini dapat terjadi pada silikon juga.
Secara teoritis pendekatan nanokristal bisa mencapai efisiensi 60 persen atau
lebih tinggi, meskipun dalam praktiknya kemungkinan tercapainya
kecil. 
Cara
lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari panel surya adalah
dengan membuat tenaga surya “micro solar thermal”, yang secara teoritis bisa menghasilkan listrik dengan 8
kali efisiensi panel surya saat ini. Solar termal biasanya membutuhkan cermin array besar yang memanaskan elemen
untuk menjalankan turbin uap. Karena ini adalah proses termal,  maka panel surya tetap dapat bekerja meskipun hari mendung atau ketika matahari tidak
tampak. Panel ini dapat dibuat
dari bahan yang sangat murah.
Untuk
permasalahan biaya, sebuah penelitian
baru-baru ini telah menemukan cara
untuk mencetak sel surya pada apa saja dengan menggunakan suhu rendah dan uap.
Salah satu contohnya adalah pada kertas. Hasil percobaan pada sel kertas
menunjukkan bahwa sel kertas cetak sangat
tahan lama dan dapat dilipat serta membuka lebih dari 1.000 kali tanpa kehilangan kinerja.
Untuk membuatnya pun tidak membutuhkan biaya yang mahal.
Meskipun
sel surya maju menjadi penghasil listrik yang murah dan efisien, penghalang utama meluasnya penggunaan energi matahari adalah kebutuhan untuk penyimpanan. Cuaca mendung dan gelap pada
malam hari mengganggu ketersediaan “solar
energy”. Pada waktu dan lokasi
di mana sinar matahari berlimpah, energi harus ditangkap dan disimpan agar
dapat digunakan di lain waktu dan tempat.
Seperti yang kita tahu, tempat yang paling berlimpah cahaya matahari adalah
daerah iklim tropis, khususnya gurun. Bila kita dapat menyimpan energy matahari
dari daerah tersebut untuk keperluan di lain waktu dan tempat, tentunya kebutuhan
energy dunia akan tercukupi dan tidak menimbulkan polusi. Walaupun banyak teknologi yang menawarkan kesempatan penyimpanan massal,
namun dalam praktiknya hal ini masih agak sulit dilakukan, dikarenakan
permasalahan biaya dan teknis.
Teknologi tersebut diantaranya adalah pemompaan air (untuk pemulihan listrik tenaga air ) atau bank baterai
besar. Tapi mereka menghadapi
masalah serius ketika ditingkatkan untuk “power-grid proportions”. “New materials “ dapat meningkatkan efektivitas kapasitor, superkonduktor
magnet, atau flyweels , yang semuanya dapat memberikan daya penyimpanan yang
mudah dalam berbagai aplikasi.
Alternatif lain untuk permasalahan ini adalah dengan Molekul nano templated.
Sebuah penelitian baru-baru ini berhasil menciptakan
sebuah molekul baru yang disebut azobenzene.
Anzobenze menggunakan
nanotube karbon untuk struktur molekulnya sehingga mereka dapat "mengunci" energi panas matahari tanpa batas.
Molekul-molekul ini memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah energi
matahari & menyimpannya pada kepadatan energi
yang sebanding dengan baterai lithium ion .
Solusi lain yang mungkin untuk masalah penyimpanan ini
adalah meniru penangkapan
biologis sinar matahari oleh fotosintesis pada tumbuhan. Dimana energy
matahari disimpan dalam molekul
ikatan kimia yang dapat digunakan sebagai makanan. Cara tanaman
menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan bisa diduplikasi oleh
orang-orang untuk memproduksi bahan bakar. Misalnya, sinar matahari dapat membangkitkan daya listrik
elektrolisis air, menghasilkan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen kemudian
bisa dijadikan
sel bahan bakar listrik , yang menghasilkan hampir tidak
ada
polusi, seperti kombinasi
hidrogen dengan oksigen untuk menghasilkan air lagi. Tapi
pemisahan air secara efisien akan memerlukan kemajuan dalam efisiensi reaksi
kimia, mungkin melalui rekayasa katalis baru. Katalis alami dan enzim dapat menghasilkan hidrogen dari air, dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi daripada katalis
industri saat ini. Mengembangkan katalis yang cocok dengan yang ditemukan dalam
sel-sel hidup secara dramatis akan meningkatkan kemampuan penyimpanan produksi sel bahan bakar solar
sehingga energy matahari nantinya akan lebih ekonomis.
Referensi: